UPI
SAHABAT KU

Karena hari ini hari
pertama masuk sekolah setelah libur panjang, ibu guru hanya memberi kita jadwal
piket, jadwal pelajaran dan pengurus kelas yang baru setelah itu kita
dibebaskan.
Semua anak-anak kelas
dua berkerumun mengelilingi si anak baru itu, setiap kali Luthfiyyah ditanya
dia selalu menjawab “Panggil Aku Upi, Aku tinggal di belakang rumah Ika.”
Anak-anak yang lain mulai menengok ke arahku. Aku bingung sekaligus kaget,
karena aku benar-benar tidak tahu kalau sebenarnya si anak baru itu tinggal
dibelakang rumahku. Aku penasaran, Aku dekati Upi dan mulai bertanya-tanya
tentang dia. “Kapan kamu pindah ke sini? Kenapa aku tidak tahu? Dan darimana
kamu tahu namaku?” tanya ku. Upi menjawab “Kemarin siang aku pindah kerumah
nenek ku, aku tahu kamu dari nenek ku. Mulai sekarang aku akan menjadi teman
baru kamu Ika.” “ Oke. Aku senang punya teman baru yang rumahnya dekat dengan
rumah ku” jawabku sedikit malu, karena baru mengenalnya.
Mulai saat itu setiap
hari ku lalui hariku bersama dengan Upi, kami bermain bersama, belajar bersama,
berangkat dan pulang sekolah bersama hingga aku putuskan untuk pindah tempat
duduk bersama Upi. Kami menjadi akrab dan bersahabat. Apa yang dikatakan Ibu
guru benar, Upi adalah murid yang pintar semua nilai ulangannya sempurna. Upi juga sering mengajariku hingga akhirnya
aku menjadi pintar sepertinya.
Suatu hari, dia tidak
masuk sekolah karena terkena cacar. Aku sangat kesepian, Aku memutuskan untuk
menjenguknya tapi ibunya Upi tidak mengizinkan aku masuk kamar Upi karena takut
tertular cacarnya.
Seminggu sudah berlalu,
akhirnya dia mulai bersekolah dan bermain denganku seperti dulu. Namun
tiba-tiba dia mengatakan hal yang membuatku sedih. “ Ika minggu depan aku
pindah ke jakarta karena ibu ku ada urusan disana” kata upi. “ kamu bercanda
ya?” jawab ku. “tidak. Aku tidak bercanda. Maafkan aku, sebenarnya aku juga
tidak ingin pindah. Aku pindah minggu depan karena ibuku bilang aku harus
mengikuti ulangan smester 1 dikelas dua ini dulu.” Kata upi. “ lalu aku
bagaimana? Siapa yang akan menjadi sahabatku lagi?” jawab ku. “kamu jangan
khawatir. Kamu akan menemukan sahabat baru, kamu itu baik jadi tidak sulit
mendapatkan teman” katanya menenangkanku. Tanpa ku sadari air mata mengalir
dipipi ku, sambil membayangkan semua hal yang telah kita lewati bersama-sama.
Upi mengusap air mata ku sambil berkata “Jangan sedih kita kan masih punya
waktu untuk bermain bersama-sama”.
Saat pembagian Raport
upi tidak hadir padahal dia mendapatkan peringkat pertama dan aku mendapat
peringkat kedua. Aku datang bersama ibuku, aku tanya pada ibuku “ Bu, kok upi
belum datang ya?” ibu ku menjawab “ oh iya, ini kenang-kenangan dari upi tadi
pagi pagi sekali upi datang dan memberikan ini tapi kamu masih tidur. Katanya
upi akan pindah hari ini.” Aku sangat kaget mendengar hal itu, kenapa upi pergi
tanpa pamitan padaku. Aku berlari keluar kelas dan membaca surat darinya yang dititipkan
kepada ibuku disitu juga ada gantungan kecil bertuliskan “BEST FRIEND FOREVER”.
Dear
Ika sahabatku,
Saat
kamu membaca surat ini mungkin aku sudah pindah, karena ibuku ada urusan yang
mendesak kita memutuskan pergi pagi-pagi sekali. gantungan itu ya? Itu
kenang-kenangan dariku maaf jelek. Ika jangan lupakan aku, terimakasih kamu
selama ini jadi sahabatku yang paling baik. Aku akan sering mengirimi kamu
surat. Sampai jumpa sahabatku aku tidak akan melupakanmu.”
Sahabtmu
Upi.
Mulai saat itu kami selalu berkirim surat. Kami
berbagi tentang pengalaman kami dan tentang curahan hati kami. Jarak tidak
membuat kita putus hubungan. Dia tetap menjadi sahabatku. ^_^
TAMAT